Senin, 18 April 2016

Diam yang Riuh

Hari itu, kita lebih sering terdiam.
Hari dimana aku lebih sering menatapmu, daripada menceritakan kisahku.
Ada apa dengan kita?

Terdiam dengan keadaan kepala yang riuh.
Tak terlalu banyak bicara seperti biasa.
Dan mungkin saat itu kita saling menahan, rindu.
**

Kalian lihat dua orang itu? Mereka yang sedang bersusah payah menahan air mata yang memuncak, ketika menyadari semua keadaan perlahan berubah.
Dua orang si keras kepala yang bertahan setelah datang ombak besar yang menyapu harapan mereka untuk bisa bersama, selamanya.
Ternyata kenyataan memang terkadang menertawakan harapan, memutuskan begitu saja impian yang terlanjur indah.
**
Kamu tau? aku amat sangat ingin memelukmu kala itu, menangis sekencang-kencangnya di pelukanmu.
Tak usah pedulikan tentang apa yang ingin dikatakan. 
Hanya menangis saja, hingga tak mampu ku dengar lagi alunan musik yang menjadi selimut kita malam itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar