Selasa, 21 Juni 2016

Terimakasih Bijaksana

Aku ingin memberitahumu sebuah rahasia.
Malam itu, kala aku menjadi seorang yang lebih banyak diam.
Bukannya aku tak melihat tangis yang mencoba kau tutupi.
Kau tau? 
Mukamu memerah kala itu, bahkan saat kau berkata
"Udah sana, buruan berangkat," yang dengan nada berat dan terbata-bata kau ucapkan, dibalik tangismu yang tertahan.


Malam itu, bukannya aku tak melihat sorot matamu yang mulai meredup.
Hanya saja..
Malam itu, aku melihat rasa sayangmu yang begitu besar. 
Rasa sayang yang kamu ungkapkan dengan cara melepasku, seolah berkata
"Pergilah, ku rela asal kau bahagia,"
Terimakasih, untuk tetap mencoba memberikanku yang terbaik meski dengan cara menyakiti dirimu sendiri. Terimakasih.

Selasa, 14 Juni 2016

Tuhan, Apa Kabar Dia?

Tuhan, bayangannya hadir lagi.
Kali ini tidak seperti malam-malam sebelumnya, aku memuncak dalam merindu senyum dan tawanya.
Aku merindu setiap kata yang terucap dari mulutnya, sekedar ucapan "rindu" atau "sayang".
Di bawah purnama yang kini tengah melihat setiap tetes air mata kerinduanku, aku bersumpah
aku sangat merindukanmu..

Aku merindu setiap tatapan yang hadir melalui sorot matanya, yang seolah mampu menghentikan detak dan degup jantungku.
Lihatlah, kini aku tengah mendekap diriku sendiri. Menikmati setiap inchi kerinduan yang menjalar tanpa permisi.

Tuhan, aku merindunya.
Apa kabar dia?
Maaf jika aku lancang menyebut namanya dalam doaku (lagi) dalam malam seperti ini.

Sesungguhnya, aku tidak pernah berhenti mengkhawatirkannya, seperti malam ini.

Tuhan, bolehkah sekali ini lagi aku memintamu satu hal? Jaga dia.
Aku ingin dia selalu dilimpahkan kebahagiaan, kesehatan.. segala yang terbaik untuknya.

Bolehkah Tuhan?
Hanya KAU yang mampu mendengar ini, kalimat kalimat perapalan dari setiap doaku untuknya.
Ku titipkan bahagianya padaMu, tak perlu KAU sampaikan tentang kerinduanku seperti malam ini padanya. 
Aku tak ingin memberatkannya dengan rinduku, aku ingin dia bebas dan lepas, lalu bahagia.
Yah, tugasmu hanya bahagia biarlah rindu menjadi urusanku.

Rabu, 08 Juni 2016

Ini Tidak Seperti Biasanya

Kamu pernah bertemu dengan seseorang yang berpenampilan biasa, namun mampu membuat matamu nyaris tak beranjak?
Aku pernah, saat itu aku bertemu dia, gadis sederhana dan penuh tawa. Tunggu dulu, ini baru kesan pertamanya. 
Kamu harus tahu dia lebih dekat, karena ternyata dibalik dia yang sederhana tersimpan kekuatan yang luar biasa.
Bukan, bukan berarti dia wanita yang tidak pernah menangis. Dia sering menangis, bahkan dia orang yang mudah terbawa suasana.
Kekuatan yang aku maksud adalah ketulusannya... yup, dia gadis yang tulus, tak heran jika beberapa orang masih saja menyebut namanya meski kisahnya sudah berlalu lama.
Tak heran jika seseorang mampu menyayanginya dengan tulus, karena ternyata dia yang mengajarkannya.

Hey,
Aku sering bertemu gadis yang jauh lebih cantik darinmu, tapi entah kenapa hanya kamu yang mampu membuatku seperti ini. Ya, seperti ini..
Aku yang menjadi penikmat senja, menikmati hujan, melihat bintang hanya demi mengenang seseorang sepertimu.
Aku mungkin pernah menyayangi dan jatuh hati, tapi entah kenapa bersama kamu rasanya semua lebih dari itu.
Entah kenapa bersamamu, aku tidak lagi takut menghadapi apapun.
Tapi semua telah berlalu, aku melewatkanmu karena kebodohanku sendiri.
Kini, rindumu tak lagi milikku.
Kini, aku hanya jadi pria penikmat senja, hujan dan bintang. Tiga hal yang membuatku akan selalu mengingatmu, selalu.