Jumat, 10 Oktober 2014

Bisakah aku kembali, seperti kamu?

Kamu masih sehangat yang dulu, bahkan lebih hangat. Kamu kembali, kembali menjadi kamu yang dulu aku kenal. Aku bahagia, kamu terus berusaha membuat aku kembali percaya bahwa kita bisa seperti dulu. Aku tersenyum, mencoba untuk bisa mengulangi semuanya dari awal. Mencoba bisa menjadi kita yang dulu bahagia tanpa jeda. Tapi aku selalu gagal, rasa lelah ini memang sudah memuncak sepertinya. Senyum dan tawa kamu seperti sudah hambar untukku. 
Semua sudah berubah, mungkin termasuk rasaku untukmu. Jangan.. jangan salahkan aku yang kini sulit untuk kembali membangun mimpi bersama kamu. Aku pernah mencoba, tapi aku tidak bisa. Sekarang, aku pun sedang mencoba membangun harapan kita. Sulit, ini amat terasa sulit. Aku mencoba tersenyum ke arahmu, tapi aku tak bisa menyembunyikan luka yang telah kamu buat begitu dalam. Mungkin bukan karena luka ini besar, tapi terlalu sering kamu kasih buat aku. Luka yang mengikis perlahan, luka yang hampir sembuh lalu kau torehkan lagi. Kau torehkan berulang-ulang, sehingga menembus hatiku yang paling dalam (tsaaah :D)

Aku tidak berkata bahwa kamu tidak pernah membuatku bahagia, bahkan kamu berhasil membuatku bahagia dan membuat ku bertahan sejauh hari-hari kemarin yang menjadi milik kita. Tapi kebahagiaan itu seolah semu ketika aku tahu semuanya. Tapi justru kebahagian itu yang berhasil membuatku terbang begitu tinggi untuk kemudian terhempas dengan kencang ke bumi, remuk.
Bagaimana mungkin kamu bisa membahagiakan dua orang dalam waktu yang bersamaan, mungkin beda selisih.. tapi itu terlalu sedikit jika aku bandingkan. Kamu memang baik, selalu ada.. bahkan mungkin kamu yang terbaik yang bisa aku andalkan. Kamu berhasil menciptakan mimpi-mimpi ku untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu.

Tapi sekarang??


Entahlah.. aku tidak bisa berjanji apa-apa terhadap apa yang sedang kamu perjuangkan. Aku masih sulit untuk kembali menerima. Aku ikhlas dengan luka ini, aku memaafkan semuanya. Tapi itu bukan berarti kita bisa bersama lagi dan menoreh cerita lagi kan?

kamu, bahagia yah :)

Pagi ini aku melihat kamu di ujung sana, kamu memperhatikanku?
Mungkin sudah lama, tapi aku baru menyadari dengan betul sekarang.
Kamu tahu? Sudah berapa kali aku ingin menyapa kamu lebih dulu.

“typing…” – delete.- “typing…” – delete!!!

Aku harus sadar diri, aku tidak boleh egois dengan perasaan ini. Aku takut mengganggu kamu pagi ini. Walau entah sebenarnya kamu menungguku untuk menyapamu atau tidak. Tapi, asal kamu aku sudah mencoba tapi aku takut sapaanku hanya mengganggu mood mu pagi ini.

Aku bingung harus mulai darimana tentang apa yang aku rasakan sekarang.
Rindu yang berbalas ini memang membuatku bahagia, tapi juga membuatku resah. Tidak munafik jika aku juga ingin kamu merindukanku, tapi sedih rasanya ketika tau kamu masih menyimpan sesak ketika mengingatku, ketika mengingat kita. Kenangan yang memang tidak begitu banyak, tapi mampu membuat kita bertahan sejauh ini.
Tuhan, aku yakin KAU tidak pernah berniat buruk terhadap hamba-MU termasuk dalam cerita ini. Aku juga tidak pernah keberatan dengan kerinduan yang sering KAU hadirkan pada seseorang yang tidak layak aku rindukan. Aku ikhlas, aku pun ikhlaskan kamu untuk menjadi milik orang lain karena-MU. KAU yang lebih tahu siapa yang akan membahagiakan kamu dan membahagiakan aku.

Mungkin kamu memang hanya akan indah dalam khayalku
Kamu akan indah ketika hanya aku miliki dalam mimpiku
Kamu akan indah ketika aku mengingatnya dalam diam.
Dan kamu, tidak perlu khawatir… bahkan ketika aku tidak lagi menulis tentangmu, tidak lagi bertanya kabarmu.. itu bukan berarti aku berhenti memikirkanmu, bukan berarti aku berhenti merindukanmu, bahkan bukan berarti aku berhenti menyayangimu.

Bahagialah, itu yang selalu aku harapkan. Harapan-harapan terbaik yang selalu aku tujukan padamu. Terkesan basi memang, tapi aku hanya menyuarakan apa yang ada dalam hatiku untukmu, tulus.
Tuhan, sampai kapan KAU jaga rasa ini untuknya? Aku tidak tahu, bahkan aku tidak mau tahu. Sejauh ini, rasa sayang ini tidak menyiksaku. Hanya saja aku takut, takut kamu yang tersiksa dengan perasaan ini. Aku menangis ketika mendengar kamu masih menyimpan rasa itu, aku bahagia tapi aku juga tidak rela jika kau harus terluka dengan perasaan ini. Aku takut perasaan ini terlalu menyesakkan batinmu, takut perasaan ini terlalu menyita waktu dan tenagamu. Lagi-lagi, aku hanya ingin kamu bahagia. Aku sayang kamu, entah sampai kapan. Aku bisa setiap saat merindukanmu, kemudian aku alihkan rasa rindu ini dengan hal-hal lain yang kadang berhasil tapi tak jarang juga gagal.

Tuhan, jaga dia untukku. Kuatkan dia dalam kelemahannya. Sehatkan dia. Bahagiakan dia, sematkan selalu senyuman untuknya. Meski aku berharap menjadi alasannya bahagia dan tersenyum, tapi itu sudah tidak mungkin. Maka, aku pasrahkan semua ini pada-MU

Sabtu, 04 Oktober 2014

Malam dan Kamu

Pergi keluar dalam keadaan malam memang terkadang membuatku malas, ada banyak hal yang membuat aku dengan mudah mengenangmu. Gelap adalah waktu yg lbh banyak aku habiskan utk bercanda tawa denganmu dalam suara, tanpa bertatap muka. Dan bintang, adalah cara kita memastikan bahwa kita berada dalam satu naungan langit yg sama. Walaupun mungkin dalam sudut yang berbeda.

Malam ini aku dapat dengan jelas mengingat itu semua walau sudah lama, aku merindukan semua itu. Merindukan canda kamu, tawa kamu dan cara kamu menyayangi aku. Kenapa aku baru menyadari semua kegilaan yg kamu lakukan hanya untuk aku? Hanya untuk memastikan bahwa kamu memang mencintai aku, iya hanya untuk aku. 
Maaf aku baru menyadarinya setelah kamu benar-benar tak mungkin kembali. Ada banyak hal yg kamu ajarkan.. tentang ketulusan, apa adanya, tentang hidup dan tentang cinta.

Ini cara aku mengenangmu, dengan malam.. dengan bintang.. bahkan dengan langit yg kosong, kamu ada. Kamu selalu ada, entah sampai kapan. 


Hey kamu, terimakasih ya.. terimakasih utk malam yg tak pernah kau lwtkan utk mendengarkan ocehanku. Terimakasih untuk ratusan malam yg kamu habiskan brsamaku, walau tak jarang kau tertidur karena memang sebenarnya kau butuh istirahat setelah seharian bekerja. Bahkan dalam keadaan sakit kau masih ingin melewatkannya bersamaku. Cara dan sikap kamu yg membuatku bertahan dengan kenangan ini, cuma kamu. 

Malam ini juga menyapaku tentang satu hal yg belum pernah atau bahkan tak pernah terjadi. Aku ingin bertemu kamu, sekali lagi. Iya, hanya sekali saja tidak lebih tapi tidak juga kurang. Aku ingin memastikan mata kita kembali menatap satu sama lain. Aku ingin mendengar secara langsung apa yang kamu rasakan dulu hingga detik ini. 

Aku ingin memastikan bahwa kisah kita memang pernah benar-benar ada. Bahwa memang hati kamu dan hati aku pernah benar2 saling jatuh dalam nuansa yg indah, yg mereka sebut cinta. 

Aku menyukai cara kamu menyayangi aku. 
Terimakasih pernah singgah, aku tahu.. di hati kamu selamanya akan ada aku, dan perlukah kamu aku yakinkan bahwa di hati ini selalu ada tempat untuk kamu?? Rasanya tidak, karena kamu bisa dengan jelas merasakan rasa ini.