Pagi ini aku melihat kamu di ujung sana, kamu memperhatikanku?
Mungkin sudah lama, tapi aku baru menyadari dengan betul
sekarang.
Kamu tahu? Sudah berapa kali aku ingin menyapa kamu lebih
dulu.
“typing…” – delete.- “typing…”
– delete!!!
Aku harus sadar diri,
aku tidak boleh egois dengan perasaan ini. Aku takut mengganggu kamu pagi ini. Walau
entah sebenarnya kamu menungguku untuk menyapamu atau tidak. Tapi, asal kamu
aku sudah mencoba tapi aku takut sapaanku hanya mengganggu mood mu pagi ini.
Aku bingung harus mulai darimana tentang apa yang aku
rasakan sekarang.
Rindu yang berbalas ini memang membuatku bahagia, tapi juga
membuatku resah. Tidak munafik jika aku juga ingin kamu merindukanku, tapi
sedih rasanya ketika tau kamu masih menyimpan sesak ketika mengingatku, ketika
mengingat kita. Kenangan yang memang tidak begitu banyak, tapi mampu membuat
kita bertahan sejauh ini.
Tuhan, aku yakin KAU tidak pernah berniat buruk terhadap
hamba-MU termasuk dalam cerita ini. Aku juga tidak pernah keberatan dengan
kerinduan yang sering KAU hadirkan pada seseorang yang tidak layak aku
rindukan. Aku ikhlas, aku pun ikhlaskan kamu untuk menjadi milik orang lain
karena-MU. KAU yang lebih tahu siapa yang akan membahagiakan kamu dan
membahagiakan aku.
Mungkin kamu memang hanya akan indah dalam khayalku
Kamu akan indah ketika hanya aku miliki dalam mimpiku
Kamu akan indah ketika aku mengingatnya dalam diam.
Dan kamu, tidak perlu khawatir… bahkan ketika aku tidak lagi
menulis tentangmu, tidak lagi bertanya kabarmu.. itu bukan berarti aku berhenti
memikirkanmu, bukan berarti aku berhenti merindukanmu, bahkan bukan berarti aku
berhenti menyayangimu.
Bahagialah, itu yang selalu aku harapkan. Harapan-harapan
terbaik yang selalu aku tujukan padamu. Terkesan basi memang, tapi aku hanya
menyuarakan apa yang ada dalam hatiku untukmu, tulus.
Tuhan, sampai kapan KAU jaga rasa ini untuknya? Aku tidak
tahu, bahkan aku tidak mau tahu. Sejauh ini, rasa sayang ini tidak menyiksaku. Hanya
saja aku takut, takut kamu yang tersiksa dengan perasaan ini. Aku menangis
ketika mendengar kamu masih menyimpan rasa itu, aku bahagia tapi aku juga tidak
rela jika kau harus terluka dengan perasaan ini. Aku takut perasaan ini terlalu
menyesakkan batinmu, takut perasaan ini terlalu menyita waktu dan tenagamu. Lagi-lagi,
aku hanya ingin kamu bahagia. Aku sayang kamu, entah sampai kapan. Aku bisa
setiap saat merindukanmu, kemudian aku alihkan rasa rindu ini dengan hal-hal
lain yang kadang berhasil tapi tak jarang juga gagal.
Tuhan, jaga dia untukku. Kuatkan dia dalam
kelemahannya. Sehatkan dia. Bahagiakan
dia, sematkan selalu senyuman untuknya. Meski aku berharap menjadi alasannya
bahagia dan tersenyum, tapi itu sudah tidak mungkin. Maka, aku pasrahkan semua
ini pada-MU





Tidak ada komentar:
Posting Komentar