Cerita masa lalu kamu ungkapkan, perihal sisi buruknya dirimu kala itu.
Aku memaklumi, bagiku setiap orang mempunyai caranya mendewasa sendiri-sendiri.
Kamu menanyakanku apakah aku bersedia untuk menerimanya?
Kamu bilang, "aku hanya cerita se-detail ini sama kamu".
Aku tersenyum, tentu saja aku menerima mu.
Apa yang salah dengan masa lalu?
Dia yang membentukmu sekarang, menjadi seseorang yang ku kenal dan aku kagumi.
Apa yang salah dengan kesalahan di masa lalu?
Bukankah itu yang membuatmu belajar untuk terus memperbaiki.
Aku menyayangi kamu, satu paket. Jangan khawatir.
Sekarang giliran aku yang bertanya.
"Maukah kamu untuk membimbingku?
Maukah kamu untuk terus bersama dan saling memperbaiki?
Maukah kamu untuk berjalan bersama hingga Tuhan berkenan mempertemukan kita kembali di surga.
Maukah kamu, menjadikan aku satu-satunya?"
Sayang, aku juga bukanlah manusia sempurna.
Aku memiliki kesalahan-kesalahan yang tak jarang membawaku kepada penyesalan.
Bersamamu, aku ingin memperbaiki diri.
Bersamamu, aku ingin menjadi diriku yang terbaik.
Bersamamu, aku ingin menggenapkan.
Hingga sekarang, masih saja ada yang sibuk membuka aibmu di hadapanku.
Tapi seperti yang aku bilang, setiap orang memiliki kisahnya.
Kamu tau? Aku justru ingin berterimakasih.
Terimakasih untuk tidak menjadi sempurna..
Karenanya (semoga) aku, kamu butuhkan sebagai pengingat.
Karenanya (semoga) aku, kamu butuhkan sebagai pelengkap.
Karenanya (semoga) aku, kamu butuhkan sebagai pendekap ketika getirnya kenyataan yang siap kapan saja mematahkan harapan.
Kamu sudah mengerti?
Hidup tidak hanya tentang bahagia, tapi juga tentang kesedihan dan luka.
Aku harap, saat itu..
Senyumku yang mampu menenangkan, pelukku yang mampu menguatkan, kehadiranku yang kamu butuhkan.
Sekali lagi.
Maukah kamu, berjalan bersamaku?