Beberapa
hari yang lalu, hati aku terasa begitu lelah. Lelah untuk mencoba mengerti
bahwa aku harus terus mengerti keadaan kamu. Aku bertanya pada diriku, sebodoh
inikah cinta? Setolol inikah sayang?Aku
bertahan pada ranting yang semu, yang terlihat dapat menguatkan namun ternyata
ranting itu sendiri rapuh.Aku
menangis, menyadari betapa perih hati ini yang kau anggap salah. Rasa ini yang
mungkin kau anggap tak wajar. Dalam hal mencintaimu saja, aku sudah salah. Tapi
kamu yang mengajakku untuk begitu dalam tenggelam bersama lautan kasih dan
sayang yang kamu beri dan kamu bagi. Aku mencoba membuat keadilan untuk hatiku,
namun kamu hanya terdiam. Keadaan pun berbalik, kamu menganggap aku berlebihan.
Iyah, aku mungkin terlalu berlebihan jika terus berharap pada kesemuan cintamu.Raga dan
hati mulai bekerja sama untuk membuat keputusan, mendamaikan kesal dan cacian
menjadi sebuah senyuman. Namun kamu sepertinya sudah terlampau lelah, sehingga
kemudian lenyap. Mentari pagi, membuat semangatku kembali. Semangat untuk
menyambut senyuman kamu yang memang selalu mampir.Mentari
ini ternyata mampu mencairkan rasa kesal dan cacianku. Walau dengan begitu aku
harus mengabaikan keadilan yang aku perjuangkan. Walau dengan begitu aku harus
membatasi amarahku. Walau dengan begitu aku harus tidak bersikap adil dengan
hatiku. Aku dan kamu pun kembali menjadi kita.Kali
ini aku belajar hal yang baru untuk hatiku. Belajar membatasi amarah dan
cacianku, meski memang itu menyakitkan sekalipun.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar