Jika bukan kamu, mungkin memang harus aku pasrahkan cerita kita.
Jika bukan kamu, aku hanya mampu berserah sekarang.
Jika memang bukan kamu, apa yang bisa aku lakukan untuk melawan takdir ini sendirian?
Jika memang bukan kamu, kini biarlah kisah kita hanya menjadi
sebuah tulisan yang akan ku ingat ketika pahit dan manisnya ketika bersama mu.
Dan jika memang ternyata bukan kamu, bolehkah aku sekali ini
memelukmu lebih lama dari biasanya?
Aku berharap sebuah pelukan yang panjang dapat menjelaskan
semua hal yang tidak mampu terucapkan.
Peluklah aku sekali ini lebih lama dari biasanya, sebagai
ungkapan bahwa kita telah mengaku kalah pada takdir.
Dan sekarang, boleh aku menatap mata mu?
Mata yang tidak mampu berbohong bahwa kita tidak sedang
baik-baik saja. Bahwa sebaris senyum yang tercipta hanya sebagai tipuan.
Yah, kita mulai untuk bermain sandiwara sekarang.
Kamu berpura-pura melupakanku.
Dan aku berpura-pura tidak lagi menyayangimu.
Dan aku berpura-pura tidak lagi menyayangimu.
Kita bersama angkatkan bendera putih sekarang.
Aku, menyerah.